Saturday 21 May 2011

Materi, Strategi dan Media Pembelajaran Tajwid di Madrasah Ibtidaiyah

Materi, Strategi dan Media Pembelajaran Tajwid di Madrasah Ibtidaiyah

Bab I
Isi


Mengajarkan Al-Qur’an Hadits tentu tidak akan terlepas dari mengajarkan ilmu tajwid. Setiap materi pelajaran mempunyai karakter tersendiri yang berbeda dengan materi pelajaran yang lain. Demikian juga dengan ilmu Tajwid.
Dengan mengajarkan ilmu tajwid, siswa diharapkan bisa memahami dan mengaplikasikan ilmu tajwid tersebut dalam membaca Al-Qur’an sehari hari. Siswa bisa mempraktekkan membaca Al-Qur’an dengan fasih dan benar.
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan metode dan strategi yang sesuai dalam mengajarkan ilmu tajwid.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menyajikan materi, metode dan strategi yang penulis anggap sesuai untuk mengajarkan ilmu tajwid kepada siswa MI.
Bab II
Isi
A. Materi Tajwid Madrasah Ibtidaiyah
1. Waqaf dan Wasal
a. Waqaf
Waqaf artinya berhenti. Tanda Waqaf adalah tanda untuk menghentikan bacaan Al-Qur’an.
1) Macam-macam cara membaca waqaf:
a) Apabila di akhir ayat hurufnya berharakat fatḥah (َ), kasrah (ِ), dummah (ُ), kasrah tanwin (ٍ), atau dummah tanwin (ٌ), maka huruf terakhir dibaca sukun/mati.
b) Apabila di akhir ayat hurufnya berharakat fathah tanwin(ً) (selain huruf ta’ marbuṭah), maka tanwinnya tidak dibaca tetapi diganti fatḥah panjang (mad)
c) Apabila di akhir ayat hurufnya berupa ta’ marbuṭah (ة), maka ta’ tersebut berubah menjadi ha (ه) sukun/mati.
d) Apabila akhir ayat berupa huruf alif atau ya dan sebelumnya berharakat fatḥah, maka huruf tersebut dibaca panjang.
2) Macam-macam tanda waqaf
a) Waqaf lazim/ م artinya harus berhenti.
b) Waqaf jaiz/ ج artinya boleh berhenti dan boleh terus.
c) Waqaf aula/ قلى artinya berhenti lebih utama
d) Saktah/سكته artinya berhenti sejenak dan menahan nafas.
e) Waqaf ta’anuq/mu’anaqah/ (... ... ) artinya berhenti pada salah satu tanda (yang pertama atau kedua) dan terus
b. Waṣal
Waṣal artinya terus atau menyambung bacaan. Tanda waṣal adalah tanda untuk meneruskan bacaan al-Qur’an.
Macam-macam tanda wasal
1) Waqaf mamnu’/ لا artinya tidak boleh berhenti/harus terus.
2) Waṣal aula/ صلى artinya terus lebih utama.[1]
2. Bacaan ghunnah
Gunnah artinya dengung. Menurut istilah, gunnah adalah bacaan apabila ada nun atau mim yang berharakat tasydid. Cara membaca gunnah adalah dengan berdengung. Huruf gunnah ada 2 yaitu:
a. Mim Tasydid contoh : عَمَّ يَتَسَآ لُوْنَ
b. Nun Tasydid contoh: لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَ
3. Al-Qamariyah dan Al-Syamsiyah
a. Al-Qamariyah
Al-qamariyah atau alif lam qamariyah adalah al/alif lam (ال) yang bertemu langsung dengan salah satu huruf qamariyah. Huruf qamariyah ada 14 yaitu : ا-ب-ج-ح-خ-ع-غ-ف-ق-ك -م-و-ه-ي
Al qamariyah sering juga disebut iẓhar qamariyah. Qamariyah berarti bulan, yang terlihat jelas dalam bayangan air. Cara membaca al qamariyah suara lam sukun (“L”) jelas.
contoh bacaan al qamariyah:
1) خَلَقْنَااْلاِنْسَانَ
2) وَالْعَصْرِ
b. Al-Syamsiyah
Al-syamsiyah atau alif lam syamsiyah adalah al/alif lam (ال) yang bertemu langsung dengan salah satu huruf syamsiyah. Huruf syamsiyah ada 14 yaitu : ت-ث-د-ذ-ر-ز-س-ش-ص-ض -ط-ظ-ل-ن
Al syamsiyah sering juga disebut idgam syamsiyah. Syamsiyah berarti matahari. Cara membaca al syamsiyah suara lam sukun hilang dan masuk ke dalam huruf selanjutnya/ huruf syamsiyah dibaca tasydid (rangkap). contoh bacaan al syamsiyah:
1) وَالشَّمْسِ
2) وَالتِّيْنِ[2]
4. Mad
Mad artinya memanjangkan. Menurut istilah ilmu tajwid artinya memanjangkan bacaan huruf tertentu karena sebab-sebab tertentu. Mad di bagi menjadi 2 yaitu:
a. Mad Thabi’i/mad asli
Mad Thabi’i artinya memanjangkan bacaan disebabkan bertemu salah satu huruf mad. Mad thabi’i dibaca panjang 2 ḥarakat atau 1 alif. Huruf mad ada 3 yaitu:
1) Alif sukun (ا) yang didahului dengan fatḥah contoh : قاَلَ، اِنْساَنَ
2) Wau sukun (وْ) yang didahului dummah, contoh : يَقُوْلُ، غَفُوْرٌ
3) Ya sukun (يْ) yang didahului dengan kasrah, contoh : قِيْلَ، عَزِيْزٌ
b. Mad far’i
Mad Far’i atau mad cabang adalah semua bacaan mad selain mad thabi’i. Mad far’i antara lain:
1) Mad Wajib Muttaṣil
Muttaṣil artinya bersambung. Mad wajib muttaṣil adalah mad asli yang bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kalimah (kata). Panjang bacaan mad wajib muttaṣil adalah 4 sampai 6 harakat atau 2 sampai 3 alif. contoh : جَآءَ، سَوَآءٌ
2) Mad Jaiz Munfaṣil
Munfaṣil artinya terpisah. Mad jaiz munfaṣil adalah mad asli yang bertemu dengan huruf hamzah bukan dalam satu kalimah (kata). Contoh : وَمَآ اُنْزِلَ، فِيْهَآ اَبَداً
Panjang bacaan mad jaiz munfaṣil ada 3 macam yaitu:
a) 1 alif atau 2 ḥarakat, ketika membaca cepat
b) 2 alif atau 4 ḥarakat, ketika membaca sedang
c) 21/2 alif atau 5 ḥarakat, ketika membaca lambat. [3]
3) Mad ‘Arid lisukun adalah bacaan panjang karena ada huruf mad bertemu dengan huruf mati yang disebabkan karena waqaf dan terjadi di akhir ayat. Contoh اَلرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
4) Mad ‘Iwad adalah fatḥah tanwin yang berada di akhir kalimah dan dibaca waqaf. Cara membacanya panjang 1 alif.
Contoh : عَلِيْماً حَكِيْماً ◌
5) Mad Badal adalah setiap hamzah yang dibaca panjang/hamzah bertemu dengan huruf mad. Contoh : ادَمَ، اِيْماَناً، اُوْتُوا
6) Mad lazim Musaqqal kilmy adalah bacaan panjang karena bertemunya huruf mad dengan tasydid dalam 1 kalimah (kata). Cara membacanya panjang 4 atau 6 ḥarakat. Contoh : وَلاَالضَّآلِّيْنَ ◌
7) Mad Lazim Mukhaffaf kilmy adalah bacaan panjang karena huruf mad bertemu dengan huruf mati dalam satu kalimah (kata). Cara membacanya dengan memanjangkan mad 4 ḥarakat kemudian membaca huruf mat setelahnya dengan ringan. Contoh : آلْانَ
8) Mad Lazim Musaqqal Harfi adalah bacaan panjang pada permulaan surah, biasanya ditandai dengan tanda alis (~) dibaca dengan berat sepanjang 3 alif. contoh :الــم
9) Mad Lazim Mukhaffaf Harfi adalah bacaan panjang pada permulaan surah. tandanya fathah berdiri, dibaca dengan ringan sepanjang 1 alif. contoh :طـه
10) Mad Lin adalah mad yang terjadi pada huruf wau (و) atau ya’ (ي) sukun yang jatuh setelah harakat fathah dan dibaca waqaf. Cara membacanya boleh 1, 2, atau 3 alif. Contoh : خَيْرٌ◌، شَيْئٌ◌
11) Mad Silah
a) Mad Silah thawilah yaitu apabila ada ha’ dhomir () bertemu dengan dengan hamzah qata’/ hamzah yang berharakat. Panjang bacaannya adalah 4 harakat. Contoh :اِنَّهأَضْحَكَ
b) Mad Silah Qasirah yaitu apabila ada ha’ dhomir ()terletak setelah huruf hidup. Cara membacanya panjang 2 harakat. Contoh : كُلُّه
12) Mad Farqu adalah apabila ada hamzah bertemu dengan al ta’rif. Panjangnya 3 alif. Contoh : ءآللهُ، قُلْءَآلذَّكَرَيْنِ
13) Mad Tamkin adalah bacaan panjang yang terjadi karena ada 2 ya’. Ya’ yang pertama berharakat kasrah dan tasydid dan ya’ yang kedua berharakat sukun. Panjang bacaannya 1 alif.
Contoh: حَيِّيْتُمْ، اَلنّبِيِّيْنَ [4]
5. Hukum Nun Sukun / Tanwin dan Mim Sukun
a. Iẓhar
Iẓhar artinya jelas (terang). Cara membaca bacaan iẓhar, nun sukun atau tanwin harus dibaca jelas tanpa dengung.
Hukum bacaan Iẓhar ada 3 yaitu
1) Iẓhar ḥalqi atau sering disebut iẓhar saja yaitu bila ada nun sukun () atau tanwin bertemu dengan huruf ḥalqi (huruf yang keluar dari tenggorokan) Huruf Ḥalqi ada 6 yaitu: ا-ح-خ-ع-غ-ه
Contoh : اَنْعَمْتَ، وَيَنْئَوْنَ، غَفُوْرٌ حَلِيْمِ
2) Iẓhar wajib yaitu apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ya’ atau wau dalam 1 kata. contoh : فِيْ الدُّنْياَ حَسَنَةً
3) Iẓhar syafawi yaitu apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf hijaiyah selain mim dan ba’.
Iẓhar artinya jelas. Syawfawi artinya bibir. maksudnya suara mim sukun harus jelas di bibir (tidak ditekan). Huruf Iẓhar syafawi ada 26 yaitu semua huruf hijaiyah kecuali mim dan ba.
Contoh : فَلَهُمْ اَجْرٌ، لَمْ يَلِدْ[5]
b. Ikhfa’
Ikhfa’ artinya samar-samar. Hukum Ikhfa’ ada 2 yaitu:
1) Ikhfa’ ḥaqiqi
Ikhfa’ ḥaqiqi sering hanya disebut ikhfa’, yaitu apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ikhfa’. Cara membaca Ikhfa’adalah samar-samar dan berdengung. Huruf Ikhfa’ ada 15 yaitu : ت-ث-ج-د-ذ-ز-س-ش-ص-ض-ط-ظ-ف-ق-ك
Contoh: عَمَلاً صلِحاً، مِنْ شَرِّ ماَ [6]
2) Ikhfa’ Syafawi
Ikhfa’ syafawi adalah apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf ba’. Contoh : مُبْتَلِيْكُمْ بِنَهَرٍ
c. Idgam
Idgam artinya melebur/masuk. Hukum idgam ada 2 yaitu:
1) Idgam bighunnah
Idgam artinya memasukkan, gunnah artinya dengung. Menurut istilah, idgam bigunnah adalah apabila ada nun sukun/tanwin bertemu dengan salah satu huruf ya’ (ي), nun (ن), mim (م), atau wau (و). Cara membaca idgam bigunnah adalah dengan memasukkan suara nun sukun/ tanwin ke dalam huruf berikutnya dengan dengung. contoh: كَعَصْفٍ مَأْكُوْلٍ، فَمَنْ يَعْمَلْ
2) Idgham bilaghunnah
Idgam bilagunnah adalah apabila ada nun sukun/tanwin bertemu dengan salah satu huruf lam (ل), atau ra’ (ر). Cara membaca idgam bilagunnah adalah dengan memasukkan suara nun sukun/ tanwin ke dalam huruf berikutnya tanpa disertai dengung.
Contoh : مِنْ رَّبِّهِمْ، خَيْرٌ لَكُمْ [7]
d. Iqlab
Iqlab artinya membalikkan atau beralih. Iqlab yaitu apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba’ (ب). Cara membaca iqlab adalah dengan membalik suara nun sukun /tanwin menjadi suara mim sukun. Contoh : مِنْ بَعْدِهِمْ، عَوَانٌ بَيْنَ [8]
e. Qalqalah
Qalqalah artinya memantul. bacaan qalqalah adalah apabila ada huruf qalqalah yang dibaca sukun. Huruf qalqalah ada 5 yaitu : ق،ط،ب،ج،د Bacaan qalqalah ada 2 macam yaitu:
1) Qalqalah sughra, yaitu qalqalah kecil (tipis membacanya). Qalqalah sughra adalah qalqalah yang ada ditengah kalimah. Huruf qal-qalah asli berharakat sukun/mati. Contoh : اَجْرٌ، مَطْلَعِ، وَرَزَقْناَهُمْ، وَابْتَغِ
2) Qalqalah Kubra, yaitu qalqalah besar (tebal membacanya). Qalqalah Kubra adalah qalqalah yang ada di akhir kalimah. Huruf qalqalah dibaca sukun karena berhenti/waqaf.
Contoh :
اَللهُ الصَّمَدُ ◌ خَلَقَ الْاِنْساَنَ مِنْ عَلَقٍ◌ [9]
B. Strategi dan Media Pembelajaran
Metode yang bisa dipakai untuk mengajarkan ilmu tajwid antara lain pembiasaan, ceramah, tanya jawab dan metode demonstrasi. Metode tersebut bisa dilakukan dengan berbagai strategi.
Contoh strategi yang bisa dipakai adalah:
1. Strategi Demonstrasi variasi permainan
a. Tujuan : siswa mamahami kaidah tajwid serta dapat menerapkan ke dalam bacaan al-Quran dengan benar.
b. Media : Bagan (kertas Karton atau Power point), Lembaran-lembaran kertas berisi ayat/surah al-Qur’an
c. Cara bermain : berkelompok
d. Langkah:
- Guru menjelaskan materi disertai dengan media bagan.
- Guru memberi contoh cara membaca dengan tajwid yang benar
- Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
- Setiap kelompok diberikan lembaran berisi surat/ayat-ayat al-Qur’an yang mengandung bacaan tajwid sesuai materi.
- Setiap kelompok mencari contoh bacaan tajwid yang tadi dijelaskan.
- Secara bergantian siswa menyebutkan bacaan tajwid yang ditemukan dan mempraktekkan cara membacanya.
- Kelompok yang sudah selesai membaca memilih kelompok lain untuk giliran selanjutnya.
2. Permainan Kepala Bernomor
a. Tujuan : siswa mamahami kaidah tajwid serta dapat menerapkan ke dalam bacaan al-Quran dengan benar.
b. Media : Bagan (kertas Karton atau Power point), Lembaran-lembaran kertas berisi ayat/surah al-Qur’an, juz ’amma
c. Cara bermain : individu
d. Langkah:
- Guru menjelaskan materi disertai dengan media bagan.
- Guru memberi contoh cara membaca dengan tajwid yang benar
- Siswa berhitung dari angka 1 sampai sejumlah siswa yang ada.
- Secara bergantian siswa membaca ayat yang mnegandung bacaan tajwid.
- siswa yang sudah selesai membaca memilih nomor untuk mendapat giliran selanjutnya.
3. Bermain mencari pasangan
a. Tujuan : siswa bisa membedakan dan memahami bacaan-bacaan tajwid yang diajarkan.
b. Media : Kartu soal dan jawaban.
c. Cara bermain : berpasangan
d. Langkah:
- Guru menjelaskan materi dengan media yang disiapkan.
- Guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban
- siswa mencari pasangan yang sesuai denga kartu yang dimiliki.
- Secara bergantian siswa membaca soal dan jawaban yang dipegang.
Bab III
Penutup
Strategi-strategi di atas hanyalah sebagian kecil dari strategi yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran ilmu tajwid. Masih banyak strategi lain yang dapat dikembangkan untuk dapat mengajarkan ilmu tajwid dan menarik minat dan menambah semangat anak untuk belajar ilmu tajwid.
Sebagai calon guru, kita dituntut untuk kreatif dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang membuat murid tidak bosan.

Daftar Pustaka:
Guru, Tim Bina Karya. 2009. Bina Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas II. Jakarta. Erlangga.
Guru, Tim Bina Karya. 2009. Bina Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas III. Jakarta. Erlangga.
Guru, Tim Bina Karya. 2009. Bina Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV. Jakarta. Erlangga.
Guru, Tim Bina Karya. 2009. Bina Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas VI. Jakarta. Erlangga.

[1] Tim Bina Karya Guru,2009, Bina Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas II, Jakarta, Erlangga hal. 23-30
[2] Tim Bina Karya Guru,2009, Bina Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas III, Jakarta, Erlangga hal. 37-41
[3] ibid hal 103-107
[4] Tim Bina Karya Guru,2009, Bina Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas VI, Jakarta, Erlangga hal. 77-84
[5] Tim Bina Karya Guru,2009, Bina Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV, Jakarta, Erlangga hal. 46-53
[6] ibid hal 59-60
[7] ibid hal 99-104
[8] ibid hal 109-110
[9] op.cit 4 hal. 56-57