Wednesday 30 May 2012

Aneka Resep Praktis

Resep Ikan Bakar Praktis
Bahan:
1. 1 kg Ikan segar ukuran sedang (1 kg isi 4)
2. 1/2 kg Minyak goreng
Bumbu Goreng
1. Jahe, kencur, kunir masing-masing 2 cm
2. 4 butir bawang putih
3. Garam dan penyedap rasa secukupnya

Bumbu Bakar
1. 1 ons gula jawa
2. 2 butir bawang putih
3. Merica secukupnya
4. Garam secukupnya
5. 5 sdm Kecap manis sedang
Cara Membuat
1. Bersihkan ikan
2. Haluskan bumbu untuk menggoreng,
3. Lumuri ikan dengan bumbu goreng
4. Goreng ikan setengah matang
5. Haluskan bumbu bakar
6. Olesi ikan dengan bumbu bakar
7. Bakar di atas panggangan sampai setengah matang
8. Olesi lagi dengan bumbu bakar, bakar hingga matang.

RESEP SATE AYAM PRAKTIS

Bahan:
1. 1 kg Daging ayam tanpa tulang
2. 1 butir jeruk nipis
3. Kecap manis sedang secukupnya.
Bumbu sambal kacang
1. Jahe, kencur, masing-masing 2 cm
2. 4 butir bawang putih
3. 4 butir bawang merah
4. Kulit jeruk wangi secukupnya
5. 1/4 kg kacang merah
6. 2 ons gula jawa.
7. Cabai sesuai selera
8. Garam secukupnya
9. Kecap manis sedang secukupnya

Bahan pelengkap
1. Tomat
2. 2 buah mentimun
3. Irisan bawang merah
4. Irisan cabai rawit

Cara Membuat Sambal kacang
1. Goreng kacang merah
2. Goreng jahe, kencur dan cabai.
3. Haluskan semua bahan sambal sampai halus.
4. Tuangi dengan air matang.
5. Beri kecap secukupnya.

Cara Membuat Satai
1. Bersihkan Daging ayam, potong-potong 1x1x2cm, beri air jeruk nipis
2. Pasang potongan daging ke tusuk satai,
3. Bakar di atas panggangan satai
4. Olesi dengan kecap secukupnya
5. Bakar lagi di atas panggangan.

6. Celup ke dalam sambal kacang
7. Bakar di atas panggangan sampai matang
8. Hidangkan dengan bahan pelengkap.

Monday 6 February 2012

BALADA SEBUAH CERPEN



BALADA SEBUAH CERPEN
Oleh Inna Imroatun
Kembali dibaliknya halaman majalah lama itu. Wajahnya yang panik dan kusut jelas terlihat, sekusut lembar-lembar majalah edisi lama yang sejak tadi dipegangnya. Tak dihiraukannya sang kakak yang memasuki kamarnya dan menatap heran. Ketika apa yang dicarinya tak ketemu, tangannya segera beralih ke majalah  edisi lama yang lain. Sementara di lantai dekat kakinya berserakan majalah-majalah edisi entah tahun berapa, yang tadi diambilnya dari loteng rumah.
Beberapa majalah telah selesai dibolak-balik, tetapi yang dicari belum juga ketemu.
“Kamu cari apa sih, Rin?” Sinta, kakaknya tidak bisa menahan rasa ingin tahunya melihat kelakuan Rina, adiknya. “Dari tadi sibuk banget sampai lupa waktu”
“Hah!” Rina mendongak kaget.
“Ini Kak, nyari cerpen buat tugas Bahasa Indonesia, tapi nggak ada yang sesuai dengan tema yang diminta.”
“Memangnya disuruh nyari tema apa?”
“Banyak sih Kak, sebenarnya. Keagamaan, kemasyarakatan, pendidikan, masalah sosial dan lain-lain.”
“Kalau banyak, kok nggak segera dapat?”
Sinta mendekat, ikut melihat-lihat majalah yang dipegang adiknya.
“Kok kamu nyarinya di majalah edisi lama, Rin?”
“Yah, Kakak. Jelas aja aku cari di majalah lama. Kalau cari di majalah baru, bisa-bisa ketahuan kalau nyontek,” ucap Rina sambil cemberut.
“Oalah, Rin Rin! Kamu disuruh buat cerpen apa disuruh cari cerpen sih?”
Rina menyeringai malu. “Sebenarnya disuruh bikin, Kak. Tapi aku bingung. Gak dapat ide. Mana besok pagi sudah harus dikumpulkan lagi.”
“Mengapa tidak minta bantuan kakak, Rin?”
Kembali Rina menyeringai. “Lupa, Kak.”
Perlahan rasa sesal masuk ke hati Rina. Dia ingat, tugas itu didapatnya dua minggu lalu, tapi dia meremehkannya. Dia pikir, alah dikerjakan satu jam juga jadi. Hingga siang tadi saat temannya menelpon dan menanyakan tugasnya.
Rina kalang kabut, karena tidak segera mendapat ide. Akhirnya dia putuskan untuk mencari cerpen dari majalah-majalah lama yang pernah dimilikinya. Paling juga gurunya tidak tahu, demikian pikirnya.
“Heh, malah bengong,” tangan Sinta menepuk bahu Rina pelan. Rina tersentak dari lamunannya.
“Sudah sana mandi dulu! Sudah sore, nanti kamu masuk angin kalau mandi terlalu sore.”
“Tapi, Kak!”
Sinta tersenyum melihat wajah kalut adiknya. Ada rasa geli campur iba melihat wajah imut adiknya yang kusut.
“Mandi saja dulu biar segar! Nanti malam aku bantuin,” ujar Sinta.
“Benar, Kak?” Rona sumringah mengganti wajah kusut Rina mendengar janji kakaknya.
“Tentu benar dong, adikku sayang,” senyum Sinta.
“Asyik.”
Rina segera beranjak dari tempat duduknya dan menyambar handuk untuk mandi.
“Eit, beresin dulu majalah-majalah kamu itu!” Sinta mengingatkan.
Tapi Rina sudah terlanjur lari masuk kamar mandi. “Nanti saja, Kak.”
Sinta geleng-geleng kepala melihat tingkah adik semata wayangnya. Tangan Sinta segera meraih  dan merapikan majalah-majalah yang ada di lantai, ditaruhnya di rak buku.
Rina sebenarnya pintar, tapi sifatnya yang suka menunda-nunda waktu sering merepotkan. Sinta tak pernah tega untuk memarahinya. Apalagi mereka cuma dua bersaudara. Ayah mereka sibuk bekerja dan semenjak ibu mereka meninggal lima tahun yang lalu, Sintalah yang menggantikan posisi ibu bagi Rina. Ayah mereka tidak mau menikah lagi.
Tanpa sadar Sinta menitikkan air matanya.
“Dor!” Suara Rina mengagetkan Sinta. Rupanya Sinta terhanyut dengan pikirannya hingga adiknya selesai mandi. Segera diusapnya titik air di ujung matanya, sebelum Rina mengetahuinya.
“Sudah selesai, Rin?” tanya Sinta mengalihkan pikiran. “Makan yuk! Kakak tadi beli tahu bakso di warung depan.”
***
Malam itu Rina kembali kebingungan memilih tema. Dia belum menemukan ide yang tepat untuk cerpennya.
“Gimana, Kak?” rajuknya pada sang kakak.
“Nah, sekarang putuskan dulu, tetap mau nyontek apa bikin sendiri?” kerling Sinta menggoda.
“Ah, Kakak. Bener-benar bingung nih.”
“Rina ... Rina, sejak kapan sih, adikku ini suka nyontek?”
“Duh, jangan godain terus dong, Kak!” rajuk Rina malu. “Gak ada ide sama sekali, Kak.”
“Coba ingat-ingat! Ada nggak pengalamanmu yang bisa dijadikan tema cerpen?”
Sinta tersenyum maklum. Dia ingat sewaktu sekolah dulu juga tidak biasa berpikir jernih saat sedang panik atau kalut. Dia harus bisa menenangkan adiknya agar bisa menemukan ide yang sesuai dan dari pikirannya sendiri.
“Beneran nih? Nggak ada pengalaman yang menarik?” pancing Sinta.
Rina merenung, dia terdiam. Rina mencoba mengingat-ingat pengalamannya yang menarik untuk dijadikan cerpen.
“Eh, jangan lupa, besok pagi kembalikan majalah-majalah yang kamu baca tadi lho, Rin!”
Seakan tersentak Rina tersadar dari pikirannya. Tiba-tiba ia tersenyum lebar dan kemudian tertawa. Sinta heran melihat kelakuan adiknya. Ditatapnya Rina penuh tanda tanya.
“Ada apa, Rin?”
Rina memegang tangan kakaknya dengan gembira. “Terimakasih, Kak.”
Sinta masih tak mengerti.
“Ha ha ha,” Rina tak dapat menahan tertawa. “ Aku sudah mendapat tema yang bagus, Kak.”
“Apa?” Sinta penasaran.
“He ... he ... , itu tadi lho, Kak.”
Rina segera mengambil alat tulisnya. Sinta mendekat. Dilihatnya Rina menuliskan sebuah judul di atas kertas. Balada Sebuah Cerpen, demikian tulis Rina.
“Kakak keluar kamar dulu, nanti kalau sudah selesai tolong dikoreksi ya!”
Sinta maklum. Kalau Rina sudah mulai asyik mengerjakan sesuatu dia tidak mau diganggu. Sinta hapal dengan kebiasaan adiknya. Meskipun kadang panik dan bingung, tetapi jika sudah menemukan ide, dia akan bisa menyelesaikan semuanya sendiri. Cuma butuh dukungan dan pancingan.
Di dalam kamar, jari jemari Rina dengan lincah memainkan pulpennya membentuk rangkaian kata dan kalimat untuk menyelesaikan tugasnya.
Ya, dia sudah menemukan ide ketika kakaknya mengingatkan tentang majalah-majalah lama itu. Mengapa dia tidak membuat cerpen tentang kebingungannya tadi, tentang kekalutannya untuk membuat sebuah cerpen.
Semua ide mengalir lancar melalui tangannnya. Tertuang dalam lembar demi lembar kertas di bukunya.
Tanpa menunggu lama, sebuah cerpen telah tertulis dalam bukunya. Rina tersenyum lega. Tugasnya telah selesai. Rasa malu terbersit dalam hatinya ketika ingat niatnya semula untuk menyontek cerpen dari majalah.
Untung saja, Sinta menyadarkannya. Kalau tidak, tentu dia telah menjadi seorang plagiator. Sesuatu yang sangat dibencinya.
Malam itu Rina tertidur lelap dengan sebuah mimpi, menjadi tokoh utama dalam cerpen karangannya sendiri.




Cerpen tersebut adalah karya saya sendiri yang saya tanda tangani setelah salat tahajjud pada hari Sabtu tanggal 3 Desember 2008 pukul  03.30 WIB

Kebumen, 2 Desember 2008

INNA IMROATUN
NIM. 11508018
                                                                                                 










KU INGIN KEMBALI

Ketika asaku pupus
Untaian doa tak terucapkan
Ingin aku menjerit
Namun tak kuasa
Gelisah menyapa
Iringi langkahku
Nan sepi
Ketika asaku pupus
Enyahkan rasa rindu di hati
Menari marahku
Bersama lukaku
Ambil rasaku
Luapkan dukaku
Inilah hampa
Ketika asaku pupus
Entah ke mana aku lari
Jejak langkahku dulu
akan kucari
Lembar hitam kelam
akan kututup
Nantikan aku kembali
Mencari jalan lurus untuk menuju-Mu

Puisi tersebut adalah karya saya sendiri yang saya tanda tangani setelah salat tahajjud pada hari Sabtu tanggal 14 November 2008 pukul  03.45 WIB.
Kebumen, 14 November 2008

INNA IMROATUN
NIM. 11508018

Tuesday 3 January 2012

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

MENERAPKAN STRATEGI AL-AL’AB AL-‘ARABIYAH
(الالعب العربية)

BAB I
PENDAHULUAN
Belajar Bahasa Arab (asing) berbeda dengan belajar bahasa ibu, oleh karena itu prinsip dasar pengajarannya harus berbeda, baik menyangkut metode (model pengajaran), materi maupun proses pelaksanaan pengajarannya. Bidang keterampilan pada penguasaan Bahasa Arab meliputi :
1.Kemampuan menyimak (listening competence/mahaarah al– Istima’)
2.Kemampuan berbicara (speaking competence/mahaarah al-kalaam)
3.Kemampuan membaca (reading competence/mahaarah al-qira’ah)
4.Kemampuan menulis (writing competence/mahaarah al - Kitaabah).
Setiap anak pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk menguasai setiap bahasa, walaupun dalam kadar dan dorongan yang berbeda. perbedaan-perbedaan tersebut antara lain adalah tujuan-tujuan pengajaran yang ingin dicapai, kemampuan dasar yang dimiliki, motivasi yang ada di dalam diri dan minat serta ketekunannya.
Tujuan pengajaran belajar bahasa ibu (bahasa bawaan) merupakan tujuan hidup, yaitu sebagai alat komunikasi untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dalam hidupnya, sehingga motivasi belajarnya sangat tinggi. Sementara itu belajar Bahasa Arab (bagi non Arab), pada umumnya mempunyai tujuan sebagai alat komunikasi dan ilmu pengetahuan. Bahasa Arab tidak dijadikan sebagai bahasa hidup sehari-hari, oleh karena itu motivasi belajar Bahasa Arab lebih rendah daripada bahasa ibu. Padahal besar kecilnya motivasi belajar Bahasa Arab mempengaruhi hasil yang akan dicapai.
Kemampuan dasar yang dimiliki ketika anak kecil belajar bahasa ibu, otaknya masih bersih dan belum mendapat pengaruh bahasa-bahasa lain, sehingga ia cenderung dapat berhasil dengan cepat. Sementara ketika mempelajari Bahasa Arab, ia telah lebih dahulu menguasai bahasa ibunya, baik lisan, tulis, maupun bahasa berpikirnya. Oleh karena itu mempelajari bahasa Arab tentu lebih sulit dan berat, karena ia harus menyesuaikan sistem bahasa ibu kedalam sistem bahasa Arab, baik sistem bunyi, struktur kata, struktur kalimat maupun sistem bahasa berpikirnya.
Dengan alasan tersebut di atas, maka diperlukan strategi pembelajaran yang menarik bagi anak di antaranya adalah dengan strategi permainan.

BAB II ISI
A.Prinsip-prinsip Mengajarkan Bahasa Arab
Ada lima prinsip dasar dalam pengajaran bahasa Arab, yaitu prinsip prioritas dalam proses penyajian, prinsip korektisitas dan umpan balik, prinsip bertahap, prinsip penghayatan, serta korelasi dan isi;
1.Prinsip prioritas
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, ada prinsip-prinsip prioritas dalam penyampaian materi pengajaran, yaitu;
a.Mengajarkan mendengarkan, dan bercakap sebelum membaca dan menulis.
b.Mengajarkan kalimat sebelum mengajarkan kata.
c.Menggunakan kata-kata yang lebih akrab dengan kehidupan sehari-hari sebelum mengajarkan bahasa sesuai dengan penutur Bahasa Arab.
2.Prinsip korektisitas
Seorang guru bahasa Arab hendaknya jangan hanya bisa menyalahkan peserta didik, tetapi ia juga harus mampu melakukan pembetulan dan membiasakan peserta didik untuk kritis pada hal-hal berikut:
a.korektisitas dalam pengajaran (fonetik).
Jika peserta didik masih sering melafalkan bahasa ibu, maka guru harus menekankan latihan melafalkan dan menyimak bunyi huruf Arab yang sebenarnya secara terus-menerus dan fokus pada kesalahan peserta didik.
b.korektisitas dalam pengajaran (sintaksis).
Struktur kalimat dalam suatu bahasa dengan yang lainnya pada umumnya terdapat banyak perbedaan. Korektisitas ditekankan pada pengaruh struktur bahasa ibu terhadap Bahasa Arab
c.korektisitas dalam pengajaran (semiotic).
Dalam Bahasa Indonesia pada umumnya setiap kata dasar mempunyai satu makna ketika sudah dimasukan dalam satu kalimat. Tetapi, dalam bahasa Arab, hampir semua kata mempunyai arti lebih dari satu, yang lebih dikenal dengan istilah mustarak (satu kata banyak arti) dan mutaradif (berbeda kata sama arti). Oleh karena itu, guru bahasa Arab harus menaruh perhatian yang besar terhadap masalah tersebut. Ia harus mampu memberikan solusi yang tepat dalam mengajarkan makna dari sebuah ungkapan karena kejelasan petunjuk.
3.Prinsip Berjenjang
ada 3 kategori prinsip berjenjang, yaitu:
a.Pergeseran dari yang konkrit ke yang abstrak, dari yang global ke yang detail, dari yang sudah diketahui ke yang belum diketahui.
b.Ada kesinambungan antara apa yang telah diberikan sebelumnya dengan apa yang akan ia ajarkan selanjutnya.
c.Ada peningkatan bobot pengajaran terdahulu dengan yang selanjutnya, baik jumlah jam maupun materinya
B.Al-Al’ab Al-‘Arabiyah/Permainan Bahasa Arab
Anak-anak pada umumnya memiliki permainan favorit yang sering mereka lakukan. Karena pada dasarnya dunia anak adalah dunia bermain. Guru dapat memanfaatkan permainan mereka itu dalam pembelajaran. Beberapa permainan dapat dilakukan di dalam kelas, ada juga yang lebih baik dilakukan di luar. Adalah tugas guru untuk memilih permainan yang sesuai dengan anak-anak dan lingkungan.
Akan tetapi perlu diingat oleh guru bahwa permainan yang dilakukan dalam pembelajaran bukanlah tujuan utama, akan tetapi sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu pemerolehan bahasa Arab.
Permainan bahasa mempunyai peranan penting dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa untuk membantu menguasai berbagai kemahiran bahasa. Permainan Bahasa juga dapat membantu dalam memudahkan aktivitas pembelajaran bahasa karena pembelajaran bahasa merupakan satu tugas yang sukar yang memerlukan latihan terus menerus untuk mempraktikkannya dan menguasai segala aspek kemahiran berbahasa
1.Kelebihan permainan bahasa antara lain:
a.Memberikan peluang kepada pelajar untuk melatih dan menguasai berbagai kemahiran bahasa yaitu kemahiran mendengar, bertutur, membaca dan menulis dalam berbagai situasi dan keadaan. Oleh itu, permainan bahasa merupakan cara terbaik dalam membantu pelajar menguasai kemahiran bahasa sama ada secara lisan dan tulisan.
b.Dapat mengurangi rasa bosan dan jemu semasa pembelajaran bahasa selain memperbaiki dan menyelesaikan masalah emosi dan perasaan negatif yang dihadapi oleh segelintir siswa seperti suka menyendiri, berdiam diri dan mengasingkan diri dari para pelajar yang lain. Oleh itu, permainan bahasa dapat membantu mereka untuk mengeluarkan buah fikiran dan perasaan mereka dengan lebih jelas.
c.Dapat mendorong siswa untuk menggunakan bahasa secara lebih
d.Kreatif, inovatif dan sesuai perkembangan jwa anak.
e.Dapat membantu guru membetulkan kesalahan yang biasa dilakukan oleh siswa dari segi ucapan atau bacaan perkataan yang berbeda penggunaannya sesuai dengan situasi dan keadaan tertentu.
f.Memberi peluang kepada guru dan sesama siswa untuk berbincang, bertanya jawab dan mengeluarkan pandangan sambil melaksanakan aktiviti permainan bahasa. Oleh karena itu, para pelajar dapat menambahkan ilmu pengetahuan dalam keadaan rleks dan santai.
2.Yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan oleh guru dalam memilih dan mengembangkan permainan, yaitu:
a.Guru hendaknya memilih permainan yang dapat mendorong siswa untuk menggunakan bahasa Arab
b.Guru hendaknya memilih permainan yang dapat melibatkan seluruh kelas,
c.Guru dapat menggunakan permainan sebagai selingan, atau pancingan
d.Guru hendaknya tidak memilih permainan yang dapat mendorong siswa bersikap agresif
e.Guru sebaiknya tidak menggunakan permainan untuk jam pelajaran penuh.
C.Contoh-contoh Strategi dan Media Pembelajaran Al-Al’ab Al-‘Arabiyah
1.Menyusun kata
Tujuan : siswa terampil membentuk perkataan dari huruf-huruf yang
diberi.
Bahan: Kartu huruf hijaiyah
Cara bermain: Berkelompok atau individu (jika jumlah siswa sedikit)
Langkah:
a.Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok.
b.Setiap kelompok diberi kartu huruf untuk membentuk suatu kata
c.Setiap kelompok menyusun kata dari kartu-kartu huruf yang ada
d.Berikan batasan waktu.
e.Secara bergantian, setiap kelompok menyebutkan kata yang berhasil disusun dan menyebutkan artinya.
f.Ulangi lagi mulai langkah b.
Catatan: Untuk meningkatkan hasil, berikan batasan waktu yang singkat dalam tiap-tiap soal. Hal ini akan menambah semangat siswa.
Contoh Kartu : lihat lampiran 1
2.Acak kata tebak makna
Tujuan : siswa terampil membentuk kalimat dari kata-kata yang
diberikan dan berlatih memahami arti kalimat.
Bahan: kartu-kartu yang berisi kata-kata untuk disusun menjadi sebuah kalimat betul.
Cara bermain: Berkelompok
Langkah:
a.Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok.
b.Setiap kelompok diberi kartu kata untuk membentuk suatu kalimat
c.Setiap kelompok menyusun kalimat dari kartu-kartu yang ada
d.Berikan batasan waktu.
e.Secara bergantian, setiap kelompok menyebutkan kalimat yang berhasil disusun dan menyebutkan artinya.
f.Ulangi lagi mulai langkah b.
Contoh kartu: lihat lampiran 2
3.Menyusun Kalimat
Tujuan : siswa terampil membuat kalimat dari kata yang ada.
Bahan: Kartu berisi kosa kata tematik
Cara bermain: individu
Langkah:
a.Guru membagikan kartu yang berisi kata-kata dalam bahasa Arab.
b.Guru menyuruh setiap siswa menyebutkan kata yang ada di kartunya masing-masing.
c.Guru memberikan pola kalimat dengan menggunakan kosa kata yang ada pada siswa
d.Siswa merangkai kalimat dengan menggunakan kosa kata, kemudian diucapkan secara langsung
e.Kemudian kartu itu ditukar dengan siswa yang lain hingga merata sehingga masing-masing merasakan untuk berbicara spontanitas
Contoh: lihat lampiran 3
4.Pasang di Tempatnya
Tujuan : siswa berlatih memahami kosa kata dalam bahasa arab.
Bahan: Gambar dan Kartu-kartu berisi kata tematik misalnya bagian-bagian tubuh.
Cara bermain: Berkelompok.
Langkah:
a.Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok.
b.Guru membagikan kartu-kartu tematik pada setiap kelompok.
c.Guru memasang gambar sesuai jumlah kelompok.
d.Setiap anggota kelompok maju secara bergantian untuk memasang kartu dengan kata yang tepat pada gambar.
e.Kelompok yang menyelesaikan paling cepat mendapat point.
Catatan : diperlukan variasi gambar untuk permainan.
Contoh: lihat lampiran 4
BAB III
PENUTUP
Pembelajaran Bahasa Arab yang menyenangkan akan membuat anak lebih bersemangat dan cepat memahami serta menguasai bahasa Arab. Sebagai guru, tentulah harus menciptakan atau menggunakan strategi-strategi yang bisa menumbuhkan semangat anak untuk belajar bahasa Arab
Permainan-permainan bahasa yang penyusun sajikan hanyalah sebagian kecil dari permainan bahasa yang ada dan dapat dikembangkan oleh pengajar. Untuk selanjutnya kita dituntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan berbagai permainan bahasa yang efektif dan menyenangkan siswa.

lampiran 1: cetak dengan kertas tebal. Potong-potong menjadi kartu!
مِ
سْ
طَ
رَ
ةٌ
كِ
بٌ
ا
تَ
كُ
رَّ
ا
سَ
ةٌ
سَ
بُ
وْ
رَ
لَ
قَ
ةٌ
مٌ
مَ
كْ
ةٌ
بَ
تَ
تِ
لْ
مِ
مُ
ذٌ
يْ
هَ
نْ
دِ
نْ
مَ
سٌ


lampiran 2: cetak dengan kertas tebal. Potong-potong menjadi kartu!

مُجْتَهِدٌ
تِلْمِيْذٌ
مَحْمٌوْدٌ
سَنَواَتٍ
عَشْرُ
عُمْرِيْ
فِي
مَعِيْ
اَحْمَدْ
حاَلُكَ
كَيْفَ
الْمَسْجِدِ
هَذاَ
اُخْتِيْ
ياَ
خَيْرُالدِّيْنِ
اِسْمُهُ
عَمِّي
اِسْمُهاَ
صَدِيْقَتِي
تِلْكَ
وَاُمِّيْ
اَبِيْ
صَفِيَّةُ
اْلآنْ
الْبَيْتِ
فِيْ
الصَّغِيْرُ
اَخِيْ
هَذاَ
هَلْ
يُرْسُفُ
اِسْمُهُ
مِنَ
قَرِيْبٌ
بَيْتُكَ

؟
الْمَدْرَسَةِ

Lampiran 3 :
1.Jelaskan kepada siswa : Penggunaan kata penunjuk هَذاَ dan هَذِهِ
2.cetak dengan kertas tebal. Potong-potong menjadi kartu!

مَكْتَبٌ
قَلَمٌ
كُرْسِيٌّ
خَرِيْطَةٌ
مِسْطَرَةٌ
مِمْسَحَةٌ
كِتاَبٌ
مِنْضَدَةٌ
قَمِيْصٌ
مِكْنَسَةٌ
سَبُّوْرَةٌ
كُرَّاسَةٌ
عُمَرْ
طَباَشِيْرٌ
مِحْفَظَةٌ
فاَطِمَةُ
حَسَنْ
عاَئِشَةُ

lampiran 4:
1.Cetak dalam ukuran besar!


2. Cetak dengan kertas tebal. Potong-potong menjadi kartu dan pasang double tip di belakang kartu.

اَيْنٌ
راْسٌ
يَدٌ
حَاجِبٌ
اُذُنٌ
رِجْلٌ
جَبْهَةٌ
خَدٌّ
شَعْرٌ
رَقَبَةٌ
اَنْفٌ
شَفَةٌ
إصبع
بَطْنٌ
صُدُوْرٌ